Pages

Monday, May 6, 2019

Nikmatnya Santap Daging untuk Hari Pertama Ramadan

Di Aceh, sebagian membeli daging untuk meugang dengan cara patungan/meuripee. Pembelian daging dengan cara meuripee itu biasanya dilakukan oleh komunitas atau kelompok masyarakat.

Hasil meuripee tersebut, masyarakat membeli sapi/kerbau berdasarkan jumlah uang yang terkumpul. Kemudian, daging-daging hasil meuripee yang telah dibersihkan dan dipotong-potong tersebut dibagikan sesuai catatan jumlah peserta patungan. Masing-masing peserta patungan itu mendapatkan satu tumpuk, yang isinya daging khas, tulang, dan daging bagian dalam dari hewan yang disembelih.

Tradisi meugang yang dilaksanakan setiap menyambut bulan suci Ramadan itu sudah digelar di Aceh sejak ratusan tahun silam, dan memiliki makna sakral di tengah-tengah masyarakat religius di provinsi ini. Bahkan, pelaksanaan meugang ini tidak hanya di lakukan menjelang puasa, tapi juga pada sehari menjelang hari raya Idulfitri serta sehari menyambut pelaksanaannya hari raya Iduladha. Pengamat sejarah dan adat Aceh, M Adli Abdullah, mengatakan tanpa meugang bagi masyarakat "Serambi Makkah" ini seakan-akan terasa hambar dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Perayaan meugang di Aceh walau bukan sebuah kewajiban, namun sudah menjadi adat kebiasaan, sehingga jarang dijumpai dalam masyarakat Aceh yang tidak makan daging sapi atau kerbau menjelang Ramadan ini. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala itu menjelaskan awalnya tradisi meugang menjelang puasa Ramadan ini dimulai sejak masa kepemimpinan Sultan Alaiddin Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636).

"Pada saat itu sultan mengadakan acara menyembelih hewan ternak sapi dalam jumlah yang banyak dan dagingnya dibagi-bagikan kepada seluruh rakyatnya," katanya mengisahkan.

Bagi masyarakat Aceh, kata dia, hari meugang merupakan momentum sangat berharga dan dirayakan walaupun dengan kondisi keuangan seadanya. "Biasanya masyarakat Aceh jauh-jauh hari telah mempersiapkan dana untuk menyambut tradisi meugang, tidak terkecuali bagi warga miskin sekali pun," kata M Adli Abdullah.

Sisi lain dari hari meugang, yakni selain berkumpul bersama keluarga besar juga karena mengikuti sunah Rasul tentang bergembiranya umat Islam ketika menyambut bulan Ramadan.

Di balik kemeriahan ketuk sahur ternyata tersimpan cerita kelam dimana kedua warga Kelurahan Talumolo dan Kampung Bugis ini kerap terlibat tawuran di masa silam.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/ramadan/read/3958476/nikmatnya-santap-daging-untuk-hari-pertama-ramadan

No comments:

Post a Comment