Ada banyak minuman tradisional wedang cleblek (kopi), wedang jahe, wedang uwuh, dawet ayu, badeg (air nira), es cau (cincau), wedang bajigur, dan masih banyak lagi.
"Kamu pasti akan dibuat bingung memilih makanan, minuman dan jajanan pasar yang disediakan," ucapnya.
Selain minuman, jajajan tradisionalnya juga unik dan beragam. Diambil ciwel, cenil, inthil, candil, buntil, gebral, grontol, krawu, lopis, gethuk, oyek, klepon, kemplang, srabi, awug-awug, naga sari, ronda maya dan lain sebagainya.
Saat mengunjungi Pasar Pinggir Alas pengunjung juga akan menikmati musik kentongan atau kotekan lesung melengkapi kenyamanan layaknya pasar tempo dulu.
"Tersedia juga spot selfi dan mainan tradisional egrang juga musala," dia menerangkan.
Uniknya, pengunjung yang ingin membeli makanan dan minuman, tidak menggunakan uang rupiah. Penyebab di Pasar Pinggir Alas, transaksi pembayaran hanya menggunakan uang kepengan.
Para pengunjung mesti menukarkan uang rupiah terlebih dahulu dengan kepengan sebelum membeli makanan dan minuman. Satu kepeng setara dengan Rp 2.000 dan Rp 5.000.
Ahmad menjelaskan, Pasar Pinggir Alas dibangun lantaran para penikmat kuliner kerap mencari desa yang asri dan sejuk. Jajanan ndeso alias makanan tradisional menjadi primadona untuk menemani suasana santai.
"Sebagai penyangga wisata kami, masyarakat Baturaden, tambah usaha bersama ini, kami jamin harga lebih murah dari tempat wisata lain di Baturraden," dia menjelaskan.
Ke depan, Pasar Pinggir Alas rencananya akan dibuka setiap Sabtu-Minggu, hari libur nasional dan liburan sekolah, mulai pukul 06.00 WIB hingga 13.00 WIB.
https://www.liputan6.com/regional/read/3983557/berburu-kuliner-ndeso-sebagai-pengisi-libur-lebaran
No comments:
Post a Comment